Halaman

Kamis, 27 Oktober 2011

SERANGGA YANG MENDATANGI NYALA API

Hendaknya engkau yakin, bahwa Allah ta’Ala menjamin rejeki apa saja yang melata di bumi. Hanya orang bodoh saja yang meragukan jaminan Allah atas kehidupan mahluk-Nya.

Saudaraku, berhati-hatilah kalian terhadap keduniaan. Jangan engkau mengumpulkan harta yang tidak dapat engkau syukuri, seperti tikus yang membawa apa saja yang tidak berguna ke dalam sarangnya. Sungguh peradaban semacam itu lebih cepat membawamu pada kehancuran. Ketololan macam apa yang membuatmu mendewakan modernisme sebagai kultur jempolan?



Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA MicrosoftInternetExplorer4

Ingatlah wasiat Nabiyullah SAW, bahwa cinta harta dan kedudukan menumbuhkan kemunafikan dalam qalbu, sebagaimana air menumbuhkan sayuran. Cinta duniawi adalah pangkal segala kerusakan. Ketahuilah bahwa tiada harta bagimu kecuali apa yang engkau makan lalu hilang, apa yang engkau pakai lantas usang dan apa yang engkau sedekahkan kemudian menjadi pahala bagimu selamanya.

Engkau telah saksikan, banyak orang hilang akal karena menuruti hawa nafsu. Banyak orang salah jalan karena ambisi-ambisi duniawi. Jadilah kalian orang yang cerdas. Bedakanlah mana yang merupakan kebutuhanmu dan mana yang merupakan tuntutan keinginanmu. Ketahuilah olehmu, bahwa kefakiran disebabkan berjubelnya keinginan dalam diri seseorang. Sedang kekayaan terletak pada kesadaran atas apa yang dia butuhkan.

Jangan engkau bersusah payah dengan urusan yang telah dijaminkan Allah untukmu. Kerakusanmu tidak sedikitpun punya andil menambah pundi-pundi hartamu. Engkau hanya akan menerima apa yang menjadi jatahmu. Engkau tidak akan pernah mendapatkan apa yang bukan hak-mu. Sungguh urusan rejeki ini begitu mengkhawatirkan. Ia telah merubah arah kiblat banyak orang!

Orang yang beriman tidak akan pernah risau ihwal makanan, pakaian dan tempat tinggal. Mereka selalu menjaga agar pekerjaan tidak melenakan dari apa yang Allah perintahkan. Bekerja adalah ibadah, itu benar adanya! Namun, jika pekerjaan membuat engkau melupakan tujuan penciptaan, jelas semua itu datang dari setan. Allah berwasiat dalam kitab-Nya: bagi siapa saja yang menginginkan dunia, niscaya Dia akan memberinya. Namun ketahuilah bahwa tiada bagian akhirat sedikitpun untuknya.

Sahabatku, janganlah engkau seperti orang-orang bodoh yang menguras tenaga dan menghabiskan waktunya guna berburu dunia. Mereka khawatir tidak akan mencapai cita-cita jika berleha-leha. Tapi lihatlah, kerja keras yang mereka lakukan telah membuat mereka layaknya siput yang terbelenggu cangkang-cangkang dunia.

Ya, Nabiyullah! Apa yang dapat aku lakukan untuk umatmu? Mereka kini telah mengingkari janji-janji Azali. Mereka meremehkan jaminan Allah dalam pengurusan rejeki.

Saudaraku, ketahuilah bahwa Allah akan menyerahkan urusan rejeki mahluknya pada setan, jika mereka tak lagi percaya pada pengaturan-Nya. Semakin keras seseorang berusaha, makin lalai ia dari mengingat Allah. Semakin bertambah hartanya, semakin berkurang ibadahnya. Itulah tanda orang dalam genggaman pengaturan setan. Mereka bangkrut dan merugi dalam urusan ukhrawi.

Tanamkan dalam qalbumu, bahwa Allah-lah sebaik-baik penjamin hidupmu. Dia-lah satu-satunya Zat yang tidak pernah ingkar janji. Apa yang Allah tentukan untukmu akan sampai padamu. Apa yang tidak Dia tentukan untukmu tak akan pernah sampai padamu. Entah engkau berusaha atau tidak. Entah engkau sosok pekerja atau pengangguran.

Engkau hanya perlu menjaga adab di hadapan Yang Maha Mulia. Bahwa ada hukum sebab-akibat, itulah yang menjadi landasan buatmu untuk lebih giat bekerja. Dan bahwa urusan rejekimu dalam kesempurnaan pengaturan-Nya, seharusnya itu yang selalu menjadi pondasimu untuk selalu berada di jalan-Nya.

”Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu berharap.”

Yang dimaksud ayat itu adalah jika engkau telah selesai dari urusan dunia, maka beribadahlah dengan penuh keikhlasan. Lantas, serahkanlah segala sesuatunya dari amal dan usahamu pada pengaturan Tuhan.

۞

Sahabat-sahabatku, janganlah engkau beranjak dahulu! Pahamilah ihwal rejeki yang berlaku di kalangan orang-orang awam ini. Rejeki duniawi yang membuat manusia salah arah. Kini tiba saat bagiku memberitahumu, perihal rejeki yang berlaku bagi para Wali dan orang-orang yang hatinya bersih terberkati.

Ketahuilah, bahwa para Ahli hikmah tidak pernah merisaukan urusan rejeki duniawi. Mereka hanya mendamba rejeki-rejeki ukhrawi. Para Al ‘Arif Billah merumuskan rejeki jenis ini dalam empat hal. Jika seseorang diberi ke-empat hal itu, maka tak terhalang darinya empat hal yang menyertainya.

Ihwal pertama, siapa yang dikehendaki Allah diberi rejeki berupa pertolongan untuk berdoa, maka orang itu tiada terhalang dari keterkabulan Zat Yang Maha Memberi.

Allah berwasiat, Mintalah kepada-Ku, niscaya aku kabulkan permintaanmu.

Namun ingatlah pesanku, jika engkau meminta sesuatu, Allah bisa memberi lebih cepat dari ucapan doamu. Dia juga berkuasa menunda pengabulan apa yang engkau pintakan. Dia juga bisa memberi yang lebih baik dari yang engkau harapkan. Dia juga berhak tidak memberimu apa-apa, demi sempurnanya kedudukanmu di sisi-Nya kelak.

Jangan engkau bosan meminta, sebab bisa jadi Allah sangat menyukai merdunya suara munajatmu. Jangan pernah berhenti berdoa, sebab bisa jadi terhentinya permohonanmu merupakan tanda tiadanya hak bagimu atas keinginanmu.

Ihwal yang ke-dua, barang siapa diberi rejeki oleh Allah dalam bentuk istighfar, ia tidak terhalang dari ampunan Zat Yang Maha Mengampuni.

Ingatlah bahwasannya manusia diciptakan dalam keadaan lemah. Hanya Nabi Yang Sempurna yang bisa luput dari kesalahan dan dosa. Rasullullah berwasiat agar kita senantiasa memetik buah ilmu, yakni takut kepada Allah. Beliau juga bersabda bahwa takut akan dosa itu membakar syahwat, seperti api membakar alang-alang. Jika Munajat mencegah manusia dari merasa cukup akan bantuan Allah, maka Istighfar mengajari manusia untuk rendah hati di hadapan-Nya.

Perihal ke-tiga, siapa saja yang diberi rejeki berupa rasa syukur, maka ia tidak terhalang dari tambahan nikmat. Sebagaimana firman-Nya, Seandainya kalian bersyukur, sungguh akan Aku tambah nikmat itu untuk kalian.

Ingatlah, syukurmu menunjukkan siapa dirimu, siapa Tuhanmu. Nabiyullah SAW adalah pribadi yang paling mulia karena rasa syukurnya. Beliau selalu berdoa agar menjadi hamba yang paling bersyukur di antara hamba-hamba-Nya. Beliau bersabda bahwa, Al Hamd adalah pakaian Ar Rahman. Dan orang-orang yang bersyukur berada di bawah panji-panji Al Hamadun (orang yang selalu bersyukur) di hari kemudian. Rasulullah juga berwasiat agar kita mengumpulkan hati yang selalu bersyukur sebagi ganti mengumpulkan harta.

Perihal ke-empat, siapa yang diberi rejeki oleh Allah berupa tobat, orang tersebut tidak terhalang dari kembali. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat. Dia sangat menyukai orang-orang yang kembali.

Ketahuilah bahwa fitrah manusia adalah sebagai ahli surga. Jika dosa karena maksiat menjauhkan manusia dari fitrahnya, maka tobat adalah satu-satunya jalan untuk kembali. Nabiyullah SAW bersabda, bahwa orang-orang yang bertobat adalah kekasih Allah. Orang yang bertobat dari dosa bagaikan orang yang tidak mempunyai dosa. Beliau juga bersabda, bahwa penyesalan adalah tebusan dari dosa. Rasul tercinta mewasiatkan, agar paling tidak, kita bertobat tujuh puluh kali sehari.

Inilah rejeki yang sejati, yang berlaku di kalangan orang-orang khusus, para Nabi dan para Wali, ahli hikmah dan ahli ibadah. Rejeki bagi orang-orang awam adalah bencana dan cobaan bagi mereka. Harta kekayaan dan kekuasaan adalah ujian dari Allah semata.

Betapa anehnya kalian ini ! Hei keledai yang berjalan menuju lobang-lobang bencana ! Serangga-serangga yang mendatangi nyala api !




http://www.lidahwali.com

Tidak ada komentar: